Minggu, 17 Mei 2020

MENGUKUR IMPIAN

Hanya ingin meninggalkan deretan huruf disini. Entah mengapa rindu itu menghimpit dada. Ingin menulis berbagai gauang kata yg terpenjara dlm hati.

Tak punya kesempatan utk berbagi cerita dgn banyak orang yg disayang. Karena dipisah jarak yang tak dekat. 
Teknologi tak selalu membantu untuk mengenyahkan rasa ingin berkumpul dengan keluarga besar. Bercanda dan melakukan aktivitas bersama.

 Dahulu, begitut inginnya aku melanglang buana, melihat dunia luar yang katanya indah tiada terkira. Mewujudkan mimpi yang orang katakan tak bisa dicapai anak desa sepertiku. Aku terpojok dan ingin membuktikan Bullyan mereka tak berdasar!

Setelah perjuangan luar biasa, ditambah pertolongan teman dan saudara dilengkapi do'a org tua, beberapa mimpi kecilpun terwujud.

Kebalikan nya sekarang, saat usia menjelang purna, keinginan menyusut, mimpi masih ada, sebagian telah terwujud, tinggal beberapa yg memerlukan kerja sempurna yang belum terwujud.

Disaat seperti ini, keinginan meraih bahagia dgn menaklukkan berbagai hal yang kelihatan nya luar biasa jadi berkurang.

Mengerucut, hanya ingin tinggal disisi keluarga, membesarkan buah hati dan berharap rezeki cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Aih, kalo kutahu sesederhana ini keinginanku  meraih  kebahagiaan disaat ini,  kenapa aku buang waktu panjang meninggalkan keluargaku untuk mewujudkan mimpiku?

Ahahaha, Tak mengapa. Ini bukti aku manusia normal. Mempunyai mimpi, dan ingin mewujudkan nya.

Orang muda menggelegak ghirah hidupnya. Mau menaklukkan segala tantangan. Mau mewujudkan seribu impian. Walau tak pasti benar apa mimpi yg sebenarnya  ditujunya.

Lagipula,bila  aku tak mengupayakannya, mungkin aku menyesal saat melihat hasilnya tak sesuai mimpi, jika blm mengikhtiarkannya.

Keluarga akhirnya jd muara tempat sempurna kebahagian. Dan untuk mengetahuinya, kadang engkau mesti berjalan jauh kawan. Mendaki gunung, melewati lembah, menatap nanar dari jendela pesawat saat mulai meninggalkan kota kelahiran.

Merasakan asam garam diperantauan. Memeluk guling menahan rindu pada ibu setelah selesai menelpon dan kau tau dia tak sehat. Ketakutan bagaimana bila dia menutup mata sat kau sedang berjuang cari pinjaman untuk pulang😭.

Walau keindahan diluar sana yg dijanjikan dalam blog-blog traveling itu bukan isapan jempol kawan. Keindahan yang baru bisa kau rasakan bila kakimu menapak ketempat lain selain kampung halamanmu. Mungkin, kalo kampung halaman mu banyak tempat indahnya, pasti sedikit penasaran tetap menyempil dalam hatimu tentang tempat indah yg lain. Kau baru tau betapa dalamnya lembah bila pernah berdiri disisi bukit. Itu kurasakan saat  berada ditangga ke 650 disebuah tempat dilembang. Tempat yg dingin dan membuatku kram perut karena malas minum air.

Yah, keindahan yg sebenarnya muncul Krn kekuatan kata2 yg menyihir kita saat membacanya😅. 

Benar, kekuatan kata-kata yg menyihir..walua tak semua tempat seperti itu. Malah ada yg kabarnya biasa saja, tp tempat itu indah sekali menurutku. Tapi satu tempat yg banyak sihir kata2nya tapi begitu sampai didalamnya rasanya biasa saja itu, yah saat naik ke atas Monas. 
Mengintip Jakarta dari teropong tepat diatasnya ada emasnya itu 😅. Dicawan atas, setelah mengantri diantara 4000 org Krn hari itu hari Minggu. Ahahaha! tapi ini pengalaman seru! Karena dihari yg sama aku bertemu teman lama.

Ow ya, hanya untuk mengetahui keinginan terdalammu, impianmu, kadang kau juga akan menemukan sahabat murni bukan Kuningan.

Yang membantu mu Tanpa peduli identitas mu.
Selama kau baik dan setia, manisnya persahabatan akan kau rasa. 

Disana, aku merasakannya. Entah siapa aku, entah apa yg bisa kuberikan pada mereka, tak ada yang peduli. Mereka memiliki selaksa cinta untuk dibagi. Dan aku nyaman dalam kehangatan sahabat, saudara seiman.

Yah, terlepas mimpi yang  tak pandai aku ukur dahulu, terlepas kewajibanku mencoba peruntungan ku,ada banyak hikmah yang kurasa.

 Betapa, dalam Rahman dan rahimNya, serta do'a yang tak terhenti, akhirnya aku sampai disini. Memiliki keluarga yang semoga selalu begini, penuh kebahagiaan hingga Jannahnya.

Ruang rindu yang hadir di sudut malamku😊

Dalam peluk erat Medan yg dilockdownkan😊
Tigris, Mei 2020